Serikat Pekerja di sektor ketenagalistrikan seperti Serikat Pekerja PT. PLN (PERSERO) atau SP PLN, Persatuan Pegawai PT. Indonesia Power (PP IP), dan Serikat Pekerja PT. Pembangkitan Jawa Bali (SP PJB) menyelenggarakan Konferensi Pers melalui Zoom pada hari Selasa, 27 Juli 2021. Hadir dalam konferensi pers ini para pimpinan dari ketiga serikat pekerja di atas. Dari SP PLN dihadiri Ketum Muhammad Abrar Ali, Sekjend Bintoro Suryo Sudibyo; dari PPIP hadir Ketum Dwi Hantoro Sutomo, Sekjend Andy Wijaya, dan dari SP PJB Ketum Agus Wibawa, Sekjend Dewanto Wicaksono.
Selama kegiatan berlangsung, setidaknya 500 orang peserta bergabung di dalam Zoom. Sebagian besar adalah fungsionaris SP PLN, PP IP, dan SP PJB. Adanya ratusan orang yang mengikuti kegiatan ini menandakan bahwa persoalan ini merupakan persoalan yang serius bagi para pekerja di PLN Group.
Selain itu, banyak dihadiri wartawan dari berbagai media nasional seperti Kompas, Detik, The Jakarta Post, Sindo, Kontan, dan CNN Indonesia. Besarnya dukungan dari rekan-rekan media untuk meliput kegiatan ini tentu saja sangat menggembirakan.
Dalam konferensi pers ini, serikat pekerja di PLN Group menyampaikan sikapnya untuk menolak Program Holdingisasi dan rencana Kementerian BUMN yang berniat untuk melakukan Privatisasi terhadap usaha-usaha ketenagalistrikan yang saat ini masih dimiliki oleh PT. PLN (Persero) dan anak usahanya. Caranya adalah melalui pembentukan Holding asset pembangkit dan selanjutnya dijual sebagian sahamnya melalui IPO.
Diawali dengan paparan terkait dengan latar belakang penolakan terhadap privatisasi yang berkedok hodingisasi/IPO yang disampaikan Andy Wijaya, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan wartawan. Terkait dengan substansi atas apa yang disampaikan oleh serikat pekerja PLN Group di dalam konferensi pers, bisa dilihat di dalam “media rilis” yang sudah dipublikasikan.
Di dalam sesi tanya jawab, banyak sekali pertanyaan yang disampaikan dari berbagai media. Di antaranya dari Wartawan Kompas, Kontan, dan The Jakarta Post. Secara bergantian, pimpinan serikat pekerja seperti Muhammad Abrar Ali, Dwi Hantoro, dan Agus Wibawa memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Konferensi pers ini adalah bagian penting dari perjuangan serikat pekerja di PLN group untuk menentang privatisasi yang terus dipaksakan. Karena jika program privatisasi ini berjalan, bukan tidak mungkin ketika pengelolaan ketenagalistrikan jatuh ke tangan swasta, masyarakat akan dirugikan karena harus membayar harga listrik yang lebih mahal.
Sebaran Berita
https://finance.detik.com/energi/d-5658371/serikat-pekerja-pln-tolak-rencana-ipo-lewat-holding
https://koran-jakarta.com/sp-pln-tolak-holdingisasi-yang-dipimpin-pge